10 March, 2018

Menulis Lagi.

Halo, saat ini sedang mendengarkan Travel dari Matter Halo. And I just remember that Matter Halo is extremely beautiful, you guys :)))
Dan... tau banget kalau memang sudah lama tidak menulis. Pindah platform sih lebih tepatnya. Ke tumblr.
Dan... tumblr lagi di banned di Indonesia. Oh, yes. Thanks bapak-bapak kominfo. You guys rock! :(
Lalu seperti ada kangen-kangennya juga ngeblog. Yang aku lakukan almost 5 years ago if I'm not mistaken dan dengan tracing post history juga hehe.
Karena menurutku it always feel good when pouring your feeling into words, gitu. Ya gak sih?
Beside, instagram life sudah sedikit membahayakan juga. Karena rasa-rasanya pengen update terus and that was so not me :( I'm sorry, self. I am here to blame.

Cerita.
Kalau ngomongin cerita. Well, udah terlalu banyak cerita yang terlewat sepertinya. But, I promise to myself untuk sering-sering cerita disini. Cause it is so fascinating when I'm re-reading my stories, gitu. 
Tentang lagu ini juga yang sekarang sedang ku repeat terus karena emang sebagus itu! The composition are so rich yet so simply magnificent I cannot! Tau band ini dari dulu sebenernya, cuman baru-baru ini memang lagi dengerin lagi. Terimakasih untuk partner aku di kerjaan yang memperkenalkanku pada band ini lagi. Thanks bgt :')
Nggak tau, tapi tiap dengerin lagu ini rasanya pengen pergi. Entah kemana. Sendirian juga nggak papa karena lagu ini ngajak pergi bgt sumpah :(

Travel.
Dan juga, travel atau pergi aku maknain sebagai take a new step. Take a move forward gitu. Maju. Nggak stuck. Nggak diem aja. Nggak di zona nyaman. Nggak males-malesan. Nggak mager-mageran. Nggak cuman scroll instagram aja woy! (ini ngomong sama diri sendiri karena emang aku sedang berusaha untuk menjauhkan diri dari instagram!) 
Dengan lagu ini juga, aku tergugah untuk nulis lagi. Karena susah juga kalau ada rasa-rasa cuma di pendem aja.

Mungkin segini dulu karena aku mau ada kesibukan yang lain. HAHAHA. Nggak deng.
Dengerin deh lagunya, coba! *maksa*

12 November, 2013

Orion.. Scorpius..

Aku sedang mendengarkan Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan milik Payung Teduh dan aku tekan tombol repeat pada software pemutar lagu ketika menulis ini. Ditemani deru hujan dan mi kuah rasa ayam bawang kesukaanku. Di Indonesia bagian barat, kali ini adalah bulan November. Tanggal 4 kemarin adalah hari ulang tahun sahabatku. Aku tanya apa rasi bintangnya, kebetulan aku senang mempelajari Astronomi, dia bilang Scorpius. Tidak. Aku bukan percaya akan zodiak-zodiak. Tetapi aku suka rasi bintang. Suka ilmunya. Rasi bintang selalu berhubungan dengan kisah-kisah mitologi Yunani, yang mengisahkan rasi bintang dibuat oleh Dewa Langit yaitu, Zeus.

Kisah rasi bintang Scorpius (a.k.a Scorpio/Scorpion) tidak terlepas dari kisah seorang raksasa tampan bernama Orion. Orion bisa berjalan di atas air karena ia adalah anak dari Dewa Samudra Poseidon yang beristri Euryale. Orion dilahirkan di Boetia. Jika aku hidup sebagai salah satu tokoh pada mitologi waktu itu, mungkin aku akan bersedia menjadi sahabat Orion. Nanti biar bisa diajarin caranya berjalan di atas air. Hehehe. Banyak versi yang menceritakan kisah Orion. Tapi aku paling suka dengan yang aku tulis ini. 

Pada suatu hari, Orion pergi ke pulau Chios. Kalau kalian pernah lihat film The Sisterhood of The Travelling Pants 2, waktu shoot di Yunani, itu adalah pulau Chios. Indah. Di pulau Chios, Orion jatuh cinta pada seorang putri yang cantik--tentu saja--bernama Merope anak dari Raja Oenopion. Sayangnya, Oenopion tidak terlalu suka dengan Orion. Kalau menurut hipotesis-ku, mungkin karena Orion sombong. Oenopion melakukan banyak cara untuk memutus hubungan antara Orion dan Merope. Sang Raja bersiasat dengan memberikan suatu tugas kepada Orion jika ia ingin menikah dengan Merope. Tugasnya adalah membersihkan pulau Chios dari gangguan mahkluk jahat dan binatang liar. Tapi setelah Orion berhasil melakukan tugasnya, Oenopion malah ingkar janji. Semacam ceritanya Bandung Bondowoso sama Roro Jonggrang. Waktu itu Bandung Bondowoso marah karena Roro Jonggrang menggagalkan tugasnya, disini Orion pun marah terhadap Oenopion. Orion menunjukkan kekesalannya dengan mabuk anggur atau minuman beralkohol. Entah waktu itu merk-nya Jack Daniel's atau Red Label, aku tidak tahu. Orion mabuk dan ingin memperkosa Merope. Tapi untung saja Oenopion berhasil menyelamatkan Merope. Pada saat Orion lengah dan ia tertidur, Oenopion mencungkil matanya sehingga Orion pun menjadi buta. Orion lalu meminta bantuan Hephaestus yang kemudian meminjamkan Deucalion, asistennya, untuk membawa Orion kepada Helios untuk mengembalikan penglihatannya. Jika waktu itu aku bisa nyamar, aku akan menyamar jadi Deucalion yang akan bertemu Helios, sang Dewa Matahari. Biar aku bisa pinjam kekuatannya. Biar aku enggak alergi dingin lagi. Biar ketemu sama kuda-kudanya Helios. Hehehe.

Setelah penglihatan Orion pulih, Orion mencari Oenopion karena ingin membalas dendam. Dalam perjalanannya, ia berhenti di Pulau Delos. Kalian pernah mendengar Lion's of Delos? Disini Dewi Eos jatuh cinta dan mabuk kepayang kepada Orion. Orion beristirahat di pulau ini dan Orion bertemu dengan Artemis, sang Dewi Perburuan, yang kemudian menjadi teman akrab dan murid yang paling di senangi oleh Artemis. Artemis mencoba membujuk Orion untuk berburu bersama dan melupakan pembalasan dendamnya terhadap Oenopion. Dan Orion mau, karena pada waktu ia di Pulau Chios, dia sudah banyak melakukan perburuan sebagai tugas Oenopion. Di sisi lain, Apollo, saudara Artemis, mengetahui hubungan Orion dan Dewi Eos. Apollo tidak menyukai Orion karena Orion membunuh binatang-binatang liar. Apollo kemudian membujuk Gaia sang Dewi Bumi supaya menciptakan kalajengking raksasa yang akan membunuh Orion. Kalajengking atau Scorpius ini berhasil membunuh Orion yang waktu itu sedang melakukan perburuan. Sengatan Scorpius sangat mematikan, Asclepius sang Dewa Pengobatan bahkan tidak mampu menyembuhkan Orion sehingga Orion mati.

Para dewa meminta Zeus agar menempatkan Orion diantara para bintang sebagai pemburu yang gagah perkasa. Zeus yang terkesan akan keberanian dan keperkasaan Orion, bersama Artemis mengangkat Orion ke langit dan menjadikannya rasi bintang Orion. Sementara bagi Scorpius yang mengagumkan, Zeus juga menjadikannya rasi bintang dan di tempatkan tepat di sebelah rasi bintang Orion. Oleh karena itu ketika rasi bintang Scorpius terlihat, maka rasi bintang Orion akan meredup. Begitupun sebaliknya.







02 November, 2013

Kita...

aku selalu dapat mencintai kita.
mencintai setiap kenangan-kenangan yang terukir lewat bias dan sinar temaram rembulan tengah malam, lewat kerlipan dan dentingan bebintang dan selebihnya lewat tatapan hangat sang surya.
mencintai setiap cerita-cerita yang terucap lewat desahan angin sore-sore, lewat kicauan burung penghias langit, lewat derap roda dan langkah kecil kita. sebagaimana cerita itu tertulis pada setiap daun-daun peneduh langkah kita. seribu makna.
mencintai setiap tawa yang terekam lewat kerlipan mataku, matamu, mata kita. lewat gerimis dan bau tanah basah yang bahagia, lewat sentuhan samar tangan dan jari-jemari kita. dan selebihnya pada lagu-lagu indie yang kita dendangkan bergantian.
mencintai setiap tangis yang tertanda lewat bias embun pagi, lewat deru hujan malam minggu atau malam-malam kesepian lain, lewat aliran sungai yang menampung mimpi-mimpi dan perahu kertas kita, lewat pantulan kaca-kaca jendela, lewat peluh yang membasahi kita. sebagaimana tangis itu terdengar pada setiap telinga yang peka.
mencintai setiap mimpi-mimpi kita yang tergambar lewat kerja keras kita mengerjakan matematika atau fisika, lewat rasa kantuk pada pelajaran kimia, lewat untaian kata pada kelas bahasa, lewat silang-silang pada lembar jawab ujian kita, lewat teori dan rumus-rumus menjemukan, lewat palet-palet warna pada kanvas kita masing-masing, lewat rasa hormat kita terhadap guru maupun orangtua kita, lewat gandengan tangan kita. selebihnya mimpi itu selalu dalam nurani kita. mengakar.
juga mencintai persahabatan kita lewat syahdunya kidung gereja pun suara adzan yang keduanya selalu memberi rasa nyaman. bagaimana kita mewujudkan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan di antara gejolak perang dan doktrin-doktrin agama, lewat setiap seduhan teh yang kita sesap bersama di bawah pohon teduh, lewat setiap beda paham dan akhir bahagia persahabatan kita.
sungguh, semoga tidak hanya menjadi tulisan pun kenangan yang sia-sia. kita sudah besar. kita punya mimpi. kita punya persahabatan.
semoga selalu bertemu pada semester-semester selanjutnya melalui perantauan yang berbeda.

ps: aku menulis ini untuk ketiga sahabat super-ku. nindi, happy, dan buana. cintaku selalu padamu.
salam hangat,
winda-mu

21 October, 2013

Cinderella: Kisah Sewindu

Pada suatu windu, Cinderella sedang bejalan-jalan di padang alang-alang bersama teman-temannya. Seperti biasa yang selalu mereka lakukan, mereka menyanyikan lagu-lagu band-band tidak terkenal sambil bermain gitar atau bermain balon atau menari-nari kecil. Ketika matahari memilih untuk beristirahat, Cinderella dan teman-temannya pulang. Pulang pada kerinduannya masing-masing. 

Sore itu Cinderella menyimpan sebuah cerita. Tapi ia rahasiakan. Lalu apa guna cerita bila tidak diceritakan? Pikirnya. 

Esoknya, ia berencana menjenguk sahabatnya yang sakit. Tepat pukul delapan lebih dua puluh lima, ia sampai di sebuah pondok, rumah Rapunzel. Rapunzel terkena demam berdarah karena pada malam sebelumnya ia lupa menyalakan obat nyamuk. Rapunzel terlihat pucat.

Pada detik ke sekian terjadilah percakapan antara Cinderella dengan Rapunzel.
C: Zel, aku ingin bercerita, sebenarnya.
R: Ceritakan.
C: Tapi ini rahasia.
R: Lalu apa guna kau datang kemari? Hanya menjenguk? Ah, kau bukan sahabatku kalau begitu.
C: Baiklah. Aku dekat dengan seseorang.
R: Siapa pemuda malang itu? Bisa dijatuhcintai olehmu. Rapunzel tertawa.
C: Sialan kau. Aku baru dekat dengannya.
R: Kepada siapa kau jatuh cinta, putri? 
C: Aku tidak jatuh cinta. Aku hanya dekat saja.
R: Oke. Baiklah. Tapi kepada siapa?
C: Siliwangi. Wajahnya memerah.
R: Oh, pemuda yang pintar bermain panah itu ya? Haha.
C: Hai, kau jangan tertawa. Sudahlah.
R: Baiklah, aku akan diam. Kalau kau mau, aku masih menyimpan sedikit puan di lemari es.
C: Akan aku ambil nanti.
R: Hei, tapi ceritakan bagaimana kalian bisa bertemu.
Percakapan persahabatan itu berlangsung hingga terlalu sore. Detik jam dinding warna oranye ikut menjadi teman setia percakapan dua gadis itu.

Sudah sewindu Cinderella dan Prabu Siliwangi menukar pikiran, bercerita tentang selai apa yang dimakan setiap pagi bersama roti tawar atau gandum, bercerita tentang program televisi apa yang sedang dilihat, bercerita tentang zombie di film-film yang berbeda, bercerita tentang bagaimana hebatnya cicak memutuskan ekornya, bercerita tentang semesta yang memberi sejuta harapan dan ajaiban.

Tapi di penghujung windu, di tempat yang sama saat mereka bertemu, di padang alang-alang, menyanyikan lagu-lagu band-band tidak terkenal yang sama, bermain gitar yang sama, bermain balon atau menari-nari kecil dengan gaya yang sama, dengan matahari yang masih sama, dengan hati dan perasaan yang selalu merindu, Cinderella melihat dibalik alang-alang yang meninggi, Prabu Siliwangi mendekap seorang gadis, dengan paras, baju, suara, dan hati yang sangat berbeda. Kemudian Cinderella berlari, mencoba menahan rintikan hujan di mata yang mendung. Mencoba mengabaikan gravitasi yang lekat. Mencoba mencari jalan untuk pulang, pulang pada tempat nyaman, pulang pada kerinduan.

15 October, 2013

Kata bapak...

Kata bapak kalau jadi wanita itu kayak bunga mawar. Tau bunga mawar? Iya, bunga yang identik sama wewangian. Sekelompok sama cendana dan melati. Kata bapak bunga mawar itu harum. Lalu aku tanya kenapa bapak memilih bunga mawar, bukan bunga-bunga yang lain, bukan melati atau cendana. Kata bapak mawar itu bunga harum yang punya duri. Lalu bapak tanya apakah aku tau bagaimana rasanya kena duri. Aku jawab rasanya sakit. Jadi kalau memetik mawar harus hati-hati, kan? Tanya bapak lagi. Bapak bilang mawar itu indah, kata bapak juga madu di dalam bunga mawar adalah madu paling manis. Kemudian aku bertanya mengapa mawar menggugurkan mahkota bunganya, padahal mawar tau kalau dirinya indah. Lalu bapak jawab, mawar itu mengorbankan dirinya untuk mawar selanjutnya yang mau tumbuh. Dia akan menggugurkan mahkota bunganya. Jadi dia tetap sederhana. Tapi harumnya akan tetap terkenang. Lalu bapak tertidur dan aku memandangi langit-langit kamar. Ya, kata bapak 10 tahun lalu.