Kata bapak kalau jadi wanita itu
kayak bunga mawar. Tau bunga mawar? Iya, bunga yang identik sama wewangian.
Sekelompok sama cendana dan melati. Kata bapak bunga mawar itu harum. Lalu aku
tanya kenapa bapak memilih bunga mawar, bukan bunga-bunga yang lain, bukan
melati atau cendana. Kata bapak mawar itu bunga harum yang punya duri. Lalu
bapak tanya apakah aku tau bagaimana rasanya kena duri. Aku jawab rasanya
sakit. Jadi kalau memetik mawar harus hati-hati, kan? Tanya bapak lagi. Bapak
bilang mawar itu indah, kata bapak juga madu di dalam bunga mawar adalah madu
paling manis. Kemudian aku bertanya mengapa mawar menggugurkan mahkota
bunganya, padahal mawar tau kalau dirinya indah. Lalu bapak jawab, mawar itu
mengorbankan dirinya untuk mawar selanjutnya yang mau tumbuh. Dia akan
menggugurkan mahkota bunganya. Jadi dia tetap sederhana. Tapi harumnya akan
tetap terkenang. Lalu bapak tertidur dan aku memandangi langit-langit kamar.
Ya, kata bapak 10 tahun lalu.
No comments:
Post a Comment