12 November, 2013

Orion.. Scorpius..

Aku sedang mendengarkan Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan milik Payung Teduh dan aku tekan tombol repeat pada software pemutar lagu ketika menulis ini. Ditemani deru hujan dan mi kuah rasa ayam bawang kesukaanku. Di Indonesia bagian barat, kali ini adalah bulan November. Tanggal 4 kemarin adalah hari ulang tahun sahabatku. Aku tanya apa rasi bintangnya, kebetulan aku senang mempelajari Astronomi, dia bilang Scorpius. Tidak. Aku bukan percaya akan zodiak-zodiak. Tetapi aku suka rasi bintang. Suka ilmunya. Rasi bintang selalu berhubungan dengan kisah-kisah mitologi Yunani, yang mengisahkan rasi bintang dibuat oleh Dewa Langit yaitu, Zeus.

Kisah rasi bintang Scorpius (a.k.a Scorpio/Scorpion) tidak terlepas dari kisah seorang raksasa tampan bernama Orion. Orion bisa berjalan di atas air karena ia adalah anak dari Dewa Samudra Poseidon yang beristri Euryale. Orion dilahirkan di Boetia. Jika aku hidup sebagai salah satu tokoh pada mitologi waktu itu, mungkin aku akan bersedia menjadi sahabat Orion. Nanti biar bisa diajarin caranya berjalan di atas air. Hehehe. Banyak versi yang menceritakan kisah Orion. Tapi aku paling suka dengan yang aku tulis ini. 

Pada suatu hari, Orion pergi ke pulau Chios. Kalau kalian pernah lihat film The Sisterhood of The Travelling Pants 2, waktu shoot di Yunani, itu adalah pulau Chios. Indah. Di pulau Chios, Orion jatuh cinta pada seorang putri yang cantik--tentu saja--bernama Merope anak dari Raja Oenopion. Sayangnya, Oenopion tidak terlalu suka dengan Orion. Kalau menurut hipotesis-ku, mungkin karena Orion sombong. Oenopion melakukan banyak cara untuk memutus hubungan antara Orion dan Merope. Sang Raja bersiasat dengan memberikan suatu tugas kepada Orion jika ia ingin menikah dengan Merope. Tugasnya adalah membersihkan pulau Chios dari gangguan mahkluk jahat dan binatang liar. Tapi setelah Orion berhasil melakukan tugasnya, Oenopion malah ingkar janji. Semacam ceritanya Bandung Bondowoso sama Roro Jonggrang. Waktu itu Bandung Bondowoso marah karena Roro Jonggrang menggagalkan tugasnya, disini Orion pun marah terhadap Oenopion. Orion menunjukkan kekesalannya dengan mabuk anggur atau minuman beralkohol. Entah waktu itu merk-nya Jack Daniel's atau Red Label, aku tidak tahu. Orion mabuk dan ingin memperkosa Merope. Tapi untung saja Oenopion berhasil menyelamatkan Merope. Pada saat Orion lengah dan ia tertidur, Oenopion mencungkil matanya sehingga Orion pun menjadi buta. Orion lalu meminta bantuan Hephaestus yang kemudian meminjamkan Deucalion, asistennya, untuk membawa Orion kepada Helios untuk mengembalikan penglihatannya. Jika waktu itu aku bisa nyamar, aku akan menyamar jadi Deucalion yang akan bertemu Helios, sang Dewa Matahari. Biar aku bisa pinjam kekuatannya. Biar aku enggak alergi dingin lagi. Biar ketemu sama kuda-kudanya Helios. Hehehe.

Setelah penglihatan Orion pulih, Orion mencari Oenopion karena ingin membalas dendam. Dalam perjalanannya, ia berhenti di Pulau Delos. Kalian pernah mendengar Lion's of Delos? Disini Dewi Eos jatuh cinta dan mabuk kepayang kepada Orion. Orion beristirahat di pulau ini dan Orion bertemu dengan Artemis, sang Dewi Perburuan, yang kemudian menjadi teman akrab dan murid yang paling di senangi oleh Artemis. Artemis mencoba membujuk Orion untuk berburu bersama dan melupakan pembalasan dendamnya terhadap Oenopion. Dan Orion mau, karena pada waktu ia di Pulau Chios, dia sudah banyak melakukan perburuan sebagai tugas Oenopion. Di sisi lain, Apollo, saudara Artemis, mengetahui hubungan Orion dan Dewi Eos. Apollo tidak menyukai Orion karena Orion membunuh binatang-binatang liar. Apollo kemudian membujuk Gaia sang Dewi Bumi supaya menciptakan kalajengking raksasa yang akan membunuh Orion. Kalajengking atau Scorpius ini berhasil membunuh Orion yang waktu itu sedang melakukan perburuan. Sengatan Scorpius sangat mematikan, Asclepius sang Dewa Pengobatan bahkan tidak mampu menyembuhkan Orion sehingga Orion mati.

Para dewa meminta Zeus agar menempatkan Orion diantara para bintang sebagai pemburu yang gagah perkasa. Zeus yang terkesan akan keberanian dan keperkasaan Orion, bersama Artemis mengangkat Orion ke langit dan menjadikannya rasi bintang Orion. Sementara bagi Scorpius yang mengagumkan, Zeus juga menjadikannya rasi bintang dan di tempatkan tepat di sebelah rasi bintang Orion. Oleh karena itu ketika rasi bintang Scorpius terlihat, maka rasi bintang Orion akan meredup. Begitupun sebaliknya.







02 November, 2013

Kita...

aku selalu dapat mencintai kita.
mencintai setiap kenangan-kenangan yang terukir lewat bias dan sinar temaram rembulan tengah malam, lewat kerlipan dan dentingan bebintang dan selebihnya lewat tatapan hangat sang surya.
mencintai setiap cerita-cerita yang terucap lewat desahan angin sore-sore, lewat kicauan burung penghias langit, lewat derap roda dan langkah kecil kita. sebagaimana cerita itu tertulis pada setiap daun-daun peneduh langkah kita. seribu makna.
mencintai setiap tawa yang terekam lewat kerlipan mataku, matamu, mata kita. lewat gerimis dan bau tanah basah yang bahagia, lewat sentuhan samar tangan dan jari-jemari kita. dan selebihnya pada lagu-lagu indie yang kita dendangkan bergantian.
mencintai setiap tangis yang tertanda lewat bias embun pagi, lewat deru hujan malam minggu atau malam-malam kesepian lain, lewat aliran sungai yang menampung mimpi-mimpi dan perahu kertas kita, lewat pantulan kaca-kaca jendela, lewat peluh yang membasahi kita. sebagaimana tangis itu terdengar pada setiap telinga yang peka.
mencintai setiap mimpi-mimpi kita yang tergambar lewat kerja keras kita mengerjakan matematika atau fisika, lewat rasa kantuk pada pelajaran kimia, lewat untaian kata pada kelas bahasa, lewat silang-silang pada lembar jawab ujian kita, lewat teori dan rumus-rumus menjemukan, lewat palet-palet warna pada kanvas kita masing-masing, lewat rasa hormat kita terhadap guru maupun orangtua kita, lewat gandengan tangan kita. selebihnya mimpi itu selalu dalam nurani kita. mengakar.
juga mencintai persahabatan kita lewat syahdunya kidung gereja pun suara adzan yang keduanya selalu memberi rasa nyaman. bagaimana kita mewujudkan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan di antara gejolak perang dan doktrin-doktrin agama, lewat setiap seduhan teh yang kita sesap bersama di bawah pohon teduh, lewat setiap beda paham dan akhir bahagia persahabatan kita.
sungguh, semoga tidak hanya menjadi tulisan pun kenangan yang sia-sia. kita sudah besar. kita punya mimpi. kita punya persahabatan.
semoga selalu bertemu pada semester-semester selanjutnya melalui perantauan yang berbeda.

ps: aku menulis ini untuk ketiga sahabat super-ku. nindi, happy, dan buana. cintaku selalu padamu.
salam hangat,
winda-mu